Sosiologi

Pertanyaan

Apa Dampak dan penyebab kekerasan kultural

1 Jawaban

  • 1. Membentuk mental sebagai korban

    Anak – anak korban kekerasan pada umumnya sudah mengalaminya sejak kecil sehingga mental sebagai seorang korban sudah terlanjur terbentuk di alam bawah sadarnya. Dengan demikian, bisa saja tertanam dalam pikirannya bahwa dirinya memang hanya pantas untuk dikorbankan. Jika memiliki pola pikir seperti itu, sang anak akan terus menerus terjebak pada siklus menjadi korban tanpa dapat memutuskan rantai tersebut selama hidupnya.

    2. Melakukan kekerasan

    Akibat dari kekerasan yang dialami bukan hanya menjadi korban semata, namun anak yang juga menjadi korban kekerasan justru bisa berubah menjadi pelaku kekerasan tersebut. Misalnya, ada penelitian yang mengungkap bahwa perilaku membully justru banyak dilakukan oleh mereka yang dulunya pernah menjadi korban bullying, dan kemungkinan itu sangat tinggi.

    3. Rendahnya kepercayaan diri

    Kepercayaan diri anak yang rendah seringkali disebabkan oleh ketakutan akan melakukan sesuatu yang salah dan ia akan mengalami kekerasan lagi. Hal ini akan menyebabkan perkembangan anak terhambat. Anak akan sulit menunjukkan sikap inisiatif dalam memecahkan masalah, bahkan mengalami kesulitan bergaul.


    4. Mengalami trauma

    Kekerasan yang dialami anak akan menimbulkan luka hati dan juga trauma pada anak. Dampaknya dalam kehidupan anak selanjutnya akan sangat besar, salah satunya depresi, stress, dan gangguan psikologis lainnya yang dapat mengganggu kehidupan sosial serta aktivitas sehari – hari. Anak juga akan menjadi takut tehadap segala bentuk kekerasan, bahkan yang terkecil sekalipun, misalnya suara – suara keras, pembicaraan bernada tinggi, dan lain – lain.

    Sponsors Link

    5. Perasaan tidak berguna

    Anak- anak yang sering mengalami kekerasan dapat mengembangkan perasaan tidak berguna di dalam dirinya. Bukan hanya itu, namun juga adanya perasaan tidak bermanfaaat dan tidak bisa ditolong akan berkembang dalam kejiwaan anak. Pada akhirnya, anak akan menjadi pendiam, mengucilkan diri dari lingkungannya, dan tidak bergaul dengan teman sebayanya karena merasa hal tersebut lebih nyaman.

    6. Bersikap murung

    Anak – anak identik dengan keceriaan, namun tindak kekerasan akan merampas senyum dari wajah seorang anak. Perubahan yang cukup drastis pada kondisi emosional anak akan langsung terlihat. Anak akan terlihat menjadi pendiam, pemurung, mudah menangis. Ia juga sama sekali tidak menunjukkan raut wajah yang ceria dalam keadaan yang menyenangkan sekalipun. Ketidak mampuan anak untuk mencari cara menghilangkan beban pikiran dengan efektif lah yang akan menghilangkan perasaan positif dari dirinya.

    7. Sulit mempercayai orang lain

    Anak yang mengalami kekerasan merasa kehilangan figur orang dewasa yang bisa melindunginya, karena itulah sedikit demi sedikit kepercayaannya kepada orang lain akan mulai terkikis, dan anak akan sulit menaruh kepercayaan dan keyakinan pada orang lain lagi. Ia akan menganggap tidak ada orang yang bisa diandalkan untuk memberikan perlindungan kepadanya, karena itulah maka tidak ada orang yang layak untuk dipercaya oleh anak.

    8. Bersikap agresif

    Sikap agresif juga dapat ditunjukkan anak korban kekerasan sebagai hasil peniruan dari apa yang disaksikannya sehari – hari. Anak akan belajar bahwa sikap yang penuh kekerasan itu adalah sikap yang membuat seseorang menjadi kuat, karena itu ia juga harus bersikap agresif agar dapat menjadi orang yang kuat dan tidak lagi menjadi korban tindak kekerasan.


    9.Depresi

    Sikap murung anak yang berlanjut lambat laun bisa mengarah kepada depresi. Kehilangan kemampuan untuk merasa bahagia perlahan akan meningkatkan perasaan yang buruk dan depresif sehingga anak akan selalu dipengaruhi

Pertanyaan Lainnya